Senin, 17 Juli 2017

Pengalaman Tak Terlupakan

      Pada Oktober 2015 saya memasuki semester 7 yaitu masa dimana rata - rata mahasiswa memasuki masa KKN. FYI, masa KKN adalah masa-masa yang sangat ditunggu oleh mahasiswa kebanyakan, karena pada masa ini kita akan belajar mandiri ( khususnya untuk mereka yang kuliah masih tinggal dengan orang tua ) dan akan dilepas ke masyarakat untuk bersosialisasi dan menerapkan ilmu yang mereka pelajari selama 6 semester lalu. Ada juga yang bilang kalau KKN itu tempat nyari jodoh haha. 
         Setelah melalui banyak persyaratan akhirnya hari yang ditunggu pun tiba yaitu hari dimana menentukan posko dan tempat dimana kami akan tinggal selama 2 bulan. Saat pembagian posko, ternyata aku seposko dengan teman se geng ku yaitu Anggi. Oh ya posko ku waktu pertama kali bernama asam, duh namanya aja udah aneh semoga orangnya gak asem asem pikirku. Kami pun berkumpul ditempat yang sudah di tentukan. Setelah berkumpul disini lah awal perkenalan kami, aku melihat teman-teman baru yang akan hidup 2 bulan bersama. Wajah - wajah yang masih 'pendiam' hahaha seperti kebanyakan orang di awal pasti kalau belum kenal diam-diam kucing (?).  Teman-temanku yang wajahnya masih pendiam ini akhrinya berkenalan satu-satu dengan menyebutkan nama, alamat, kelahiran tahun berapa ( supaya kalau ada yang lebih tua bisa manggil kakak atau abang) . Ternyata kebanyakan dari teman-temanku ini angkatan tahun 2011 dan kelahiran tahun 92-93 jadi otomatis aku memanggil mereka dengan sebutan Kak / Abang. Proses perkenalan pun usai, dosen pun menyuruh masing-masing posko untuk menentukan Ketua posko, Wakil, Bendahara dan Sekretaris, maka kami pun berdiskusi daaan terpilih lah formasi pengurus posko. Jabatan Ketua Posko diisi Oleh Bang Dedi, Wakil Ketua Posko Bang Bayu, Bendahara Anggi dan Sekretaris Cici.
Singkat cerita, kami pun tiba diposko yaitu di daerah Sungai Toman kabupaten Tanjab Timur. Nama Posko ku sudah berganti jadi Posko 19. Sungai Toman adalah suatu Desa yang ada di kabupaten Tanjab timur, kalau dari kota jambi menempuh jarak sekitar 1 jam ( kalau pake motor bisa setengah jam dengan kecepatan tinggi. Di Desa ini kami tinggal di rumah Ibu Desi, beliau adalah salah satu perangkat di Desa Sungai Toman. Bu Desi meminjamkan rumahnya secara gratis ke posko kami, ternyata rumah itu udah tak dihuni 6 tahun T.T kalian bisa bayangkan gimana kotor dan MENYERAMKAN nya rumah itu.
3 Hari setelah menginjak posko masih diisi dengan bersih-bersih posko dan baca yasin karena mengingat kondisi rumah yang sangat seram apalagi ada sumur di dalam rumah yang menambah angker rumah itu. Atas Kesepakatan bersama sumur itupun kami tutup dengan tripleks karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Suka duka KKN pun dimulai, pada saat itu sedang musim kemarau, jadi kesulitan air untung mandi cuci kakus dan juga kamar mandi di rumah kami sudah tidak berfungsi lagi. Akhirnya kami pun mandi di sungai belakang rumah itupun harus pakek motor untuk mencapai kesana, untuk buang air kecil dan besar pun kami juga harus menempuh jarak yang lumayan ke mushola karena hanya disitu yang ada air bersihnya.
Tak terasa sebulan pun berlalu, disini aku  banyak mendapat pengalaman berharga tentang kesabaran, kemandirian, persahabatan dan lain-lain. 

0 komentar:

Posting Komentar